Rabu, 01 Agustus 2018
Sikap agung nya Sultan Harun Ar Rasyid
Harun al-Rasyid, salah seorang raja di era Khilafah Abbasiyyah yang dikenal suka memuliakan ulama dan ilmu. Ia begitu mengagungkan Islam hingga terwujud peradaban yang sangat gilang gemilang pada saat itu. Dan pula yang paling penting, ia sangat mencintai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau mengatakan, "Tidak kuketahui seorang raja pun yang bersafar menempuh perjalanan belajar kecuali al-Rasyid. Ia berjalan bersama dua orang anaknya aI-Amin dan aI-Makmun, untuk mendengar kajian al-Muwaththa yang disampaikan oleh Imam malik rahimahullah.”
Saat akhir hayat sang khalifah, Abdullah bin alMubarak bersedih. la duduk penuh duka. Sampai orang-orang pun menghiburnya. Abdullah bin alMubarak adalah seorang ulama tabi’ tabi’in saat era kekhalifaan Harun. Seorang yang shaleh dan wara’.
Abu Muawiyah ad-Dharir mengatakan, “Tidaklah aku menyebut Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di hadapan al-Rasyid kecuali beliau mengucapkan, ‘Shalawat untuk junjunganku’. Kemudian aku riwayatkan sebuah hadits kepadanya. (Rasulullah bersabda) ‘Sungguh aku ingin berperang di jalan Allah, kemudian terbunuh. Kemudian hidup kembali. Kemudian terbunuh lagi’. (mendengar hadits itu) Harun aI-Rasyid menangis tersedu-sedu?
Berikut sabda Rasulullah tersebut:
”Demi Dzat yangjiwaku berada di tangan-Nya, aku berandai, berperang dija/an Allah. K emudian terbunuh. Kemudian hidup kemba/i. K emudian terbunuh lagi. Kemudian hidup kembali. Kemudian terbunuh kemba/i." (HR. al-Bukhari dalam Kitab atTamanni, 6713).
Mendengar hadits itu, dan semangat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memperjuangkan Islam serta berusaha merengkuh pahalanya, Harun aI-Rasyid menangis tersedu-sedu.
0 komentar:
Posting Komentar