Perbedaan Sejarah Dengan Ilmu Sosial Lainnya
Perbedaan Sejarah Dengan Ilmu Sosial Lainnya – Persamaan ilmu sejarah
dengan ilmu sosial lainnya adalah obyek yang dimiliki sama, yaitu manusia.
Terdapat beberapa jenis pengetahuan manusia (human knowledge) yang umumnya
diklasifikasikan menjadi tiga,yaitu ilmu-ilmu alamiah (natural sciences),
ilmu-ilmu sosial (social sciences), dan ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities) atau
sering disebur humaniora.
Humaniora mempelajari sejarah dari apa yang telah dibuat dan dipikirkan
manusia melalui penelitian. Pokok-pokok kajian humaniora adalah filsafat,
sastra, sejarah, dan seni. Dengan tetap berpegang pada asas-asas keilmuan,
dalam penulisannya sejarawan memerlukan bahasa dan seni.
Di sinilah sejarah masuk dalam kategori kelompok humaniora. Hal ini
disebabkan sejarawan menggunakan seni dan retorika dalam melakukan deskripsi
dan narasi sejarah.
Perbedaan Sejarah Dengan Ilmu Sosial Lainnya
Sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, sejarah mempunyai metodologi
penelitian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah heuristik
dan kritik sumber adalah metode ilmiah sejarah yang harus dapat
dipenanggungjawabkan.
Fokus kajian sejarah adalah manusia dan hubungannya dengan manusia
lain, sama halnya dengan kajian dalam ilmu-ilmu sosiologi, antropologi,
psikologi, geografi, ekonomi, dan sebagainya. Namun demikian, antara ilmu
sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya memiliki perbedaan seperti berikut ini.
Sejarah Terikat Oleh Waktu
Sejarah sangat menekankan faktor waktu, seperti kapan peristiwa
tersebut terjadi, di mana, oleh siapa, dan sebagainya. Sementara ilmu sosial
yang lain bersifat umum. Kronologi merupakan ciri khas utama yang membedakan
illmu sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
Sejarah Terikat Oleh Tempat
Keterikatan sejarah oleh ruang atau spasial dikarenakan sejarah
memiliki sifat yang unik dan einmalig (terjadi hanya sekali). Artinya, bahwa
kejadian sejarah hanya sekali terjadi, dan tidak mungkin peristiwa sejarah
terulang lagi. Dengan demikian tidak ada istilah sejarah berulang, yang ada
adalah kemiripan peristiwa dalam sejarah.
Sejarah Menekankan
Kekhususan
Kecerikatan akan tempat dan waktu menjadjkan sejarah sebagai kajian
yang unik atau khusus. Dalam kajian sejarah, ketika membicarakan perlawanan
rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam menentang kolonialisme dan
imperialisme Barat, akan mengutamakan kekhususan perlawanan perlawanan
tersebut
Sejarah Bersifat Unik
Sedangkan Ilmu Sosial Bersifat Generik
Penelitian sejarah akan mencari hal-hal yang unik, khas, hanya berlaku
pada sesuatu, disitu (di tempat itu dan waktu itu) sejarah menulis hal-hal yang
tunggal dan hanya sekali terjadi. Topik-topik sejarah misalnya Revolusi
Indonesia, Pertempuran Surabaya. Revolusi Indonesia hanya terjadi sekali.
Sedang topik-topik ilmu sosial lainnya misalnya sosiologi hanya menerangkan
hukum-hukum umum terjadinya suatu proses.
Sejarah Bersifat Diakronik
Sejarah bersifat diakronik (menenangkan proses), sedangkan ilmu sosial
itu sinkronik (menenangkan truktur). Artinya sejarah itu memanjang dalam waktu,
sedangkan ilmu sosial meluas dalam ruang. Sejarah akan membicarakan satu
peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.
Sejarah Bersifat Ideografis
artinya melukiskan, menggambarkan, memaparkan, atau menceritakan. Ilmu
sosial nomotetis artinya berusaha mengemukakan hukum-hukum, misalnya sama-sama
menulis tentang revolusi, sejarah dianggap berhasil bila ia dapat melukiskan
sebuah revolusi secara mendetail hingga hal-hal yang terkecilpun. Sebaliknya
ilmu sosial akan menyelidiki revolusi-revolusi dan berusaha mencari hukum-hukum
yang umum berlaku dalam semua revolusi.
0 komentar:
Posting Komentar